Helicopter Bell UH-1N Twin Huey

Senin, 12 Oktober 2015

Obat Sistem Kardiovaskular dan Pirai



Obat Sistem Kardiovaskular dan Pirai

I.            TEORI SINGKAT
Sistem Kardiovaskular merupakan sistem yang penting dalam transportasi zat-zat kimia yang diperlukan oleh tubuh. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika gangguan pada sistem ini dapat mengakibatkan suatu penyakit yang seringkali mengancam jiwa. Dalam sistem kardiovaskular, terdapat berbagai jaringan dan organ yang berkaitan. Secara ringkas, jaringan dan organ yang terlibat dalam sistem kardiovaskular meliputi:
·         Sel darah: sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping darah (platele/ keping darah), serta sel-sel lain yang terlibat dalam kekebalan tubuh
·         Pembuluh darah: aorta, vena, kapiler
·         Jantung
Terdapat beberapa fungsi dari sistem kardiovaskular, antara lain:
·         Transpor berbagai macam zat kimia: nutrisi, oksigen/ karbondioksida, zat sisa, hormon
·         Pengaturan suhu tubuh
·         Terlibat dalam sistem kekebalan tubuh, terutama sel-sel darah putih
·         Pembekuan darah dan penutupan luka (fungsi hemostasis)
Sistem kardiovaskular, jantung dan pembuluh, dikoordinasikan melalui sistem saraf dan hormon. Sistem saraf yang mengatur jantung dan pembuluh antara lain saaf vagal dan sistem saraf otonom, utamanya saraf simpatik. Hormon-hormon yang mengatur sistem kardiovaskular secara langsung antara lain hormon korteks adrenal (glukokortikoid dan mineralokortikoid/aldosteron), hormon medulla adrenal (adrenalin/ epinefrin dan norepinefrin), angiotensin.
Penyakit-penyakit pada sistem kardiovaskular pada umumnya merupakan penyakit degeneratif baik yang diturunkan ataupun tidak. Mengacu pada jaringan dan organ dari sistem kardiovaskular, penyakit/ gangguan kesehatan berkaitan dengan sistem kardiovaskular akan banyak berkaitan dengan jantung, pembuluh, serta sel-sel darah. Kadangkala terdapat penyakit/ gangguan yan beririsan di antara ketiga jaringan/ organ tersebut.
Pada bab ini, beberapa penyakit/ gangguan yang akan dibahas pada bab ini antara lain:
·         Hipertensi (jantung dan pembuluh)
·         Gangguan pembekuan darah (terkait dengan trombosis dan stroke)
·         Aritmia (jantung)
·         Anemia
·         Hiperlipidemia/dislipidemia
·         Angina pectoris

Antihipertensi
Hasil gambar untuk obat kardiovaskulerHipertensi atau seringkali dikenal juga sebagai tekanan darah tinggi merupakan penyakit degeneratif bersumber pada jantung atau pembuluh darah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sistem kardiovaskular, jantung dan pembuluh, diatur oleh sistem saraf dan hormon. Sistem saraf yang mengatur terutama sistem saraf simpatik. Pada kondisi normal, tekanan darah manusia dapat meningkat karena adanya faktor pemicu seperti perubahan emosi, atau sebagai salah satu upaya tubuh untuk meningkatkan suplai nutrisi dan oksigen, seperti pada saat olaharaga. Namun pada kondisi yang tidak normal, seperti pada hipertensi, pengaturan tubuh menjadi sedikit terganggu sehingga tanpa ada pemicu apapun, tekanan darah meningkat. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh kerja jantung (kekuatan dan frekuensi denyut jantung), serta hambatan perifer pada pembuluh darah. Semakin tinggi kerja jantung dan hambatan perifer pada pembuluh darah, tekanan darah akan meningkat. Oleh karena itu, beberapa hal yang mengakibatkan kenaikan tekanan darah antara lain:
·         Peningkatan volume darah, peningkatan volume darah akan mengakibatkan kerja jantung meningkat dan hambatan pada pembuluh darah juga meningkat
·         Penyempitan pembuluh darah, penyimpatan pembuluh darah akan mengakibatkan aliran darah tertahan dan berefek pada peningkatan tekanan pembuluh dan memicu jantung untuk memompa lebih kuat.
·         Peningkatan frekuensi denyut jantung, terutama terjadi saat saraf simpatis terpicu.
Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, sasaran dari obat antihipertensi adalah: menurunkan volume cairan tubuh (plasma darah), melebarkan pembuluh darah, serta mengurangi frekuensi denyut jantung.
Tekanan darah yang terukur sebenarnya merupakan tekanan darah terhadap pembuluh arteri. Dua tekanan yang terukur adalah sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik merupakan tekanan darah terhadap dinding arteri maksimal saat jantung memompa secara maksimal yaitu ketika bilik jantung (ventrikel) memompa darah. Adapun tekanan diastol merupakan tekanan darah terhadap dinding arteri terendah yang dihasilkan saat bilik jantung berelaksasi untuk pengisian darah dari serambi. Batasan tekanan darah:
Kategori
Sistole (mmHg)
Diastole (mmHg)
Normal
<120
<80
Prehipertensi
120-139
80-89
Hipertensi I
140-159
90-99
Hipertensi II
>160
>100

Hingga saat ini, terdapat beberapa kelompok obat antihipertensi, antara lain:
·         Diuretika/ saluretika
·         Beta-blocker
·         Perintang saluran kalsium (calcium channel blocker)
·         Angiotensin converting enzyme inhibitor/ penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE-inhibitor)
·         Perintang reseptor angiotensin (ARB)
·         Antihipertensi yang mempengaruhi sistem saraf pusat

Diuretika/saluretika
Diuretika ditujukan untuk mengurangi volume plasma darah (cairan tubuh) dengan harapan bahwa penurunan volume plasma darah akan memicu penurunan tekanan darah. Diuretika bekerja dengan meningkatkan pengeluaran air pada ginjal. Sedangkan saluretika bekerja melalui peningkatan pengeluaran mineral seperti natrium dan kalium di ginjal yang akhirnya memicu pengeluaran air secara berlebihan. Namun kadangkala istilah diuretika mencakup saluretika juga.Terdapat beberapa macam diuretika dan saluretika, antara lain:
·         Diuretika osmotik
Secara sederhana diuretik ini bekerja dengan meningkatkan tekanan osmosis dalam tubulus nefron. Dengan peningkatan tekanan osmosi dalam tubulus nefron, air akan lebih mudah disekresikan melalui tubulus. Air akan menuju tekanan osmosis yang tinggi. Beberapa obat-obatan yang memiliki sifat ini antara lain: manitol, sorbitol, gliserol serta ureum. Terdapat beberapa kekurangan dari obat ini, antara lain:
Ureum : daya kerja lemah, rasa tidak enak, menyebabkan gangguan usus
Manitol dan Sorbitol, hanya dapat digunakan secara parenteral (i.v) dan dapat menyebabkan udema paru – paru.
·         Diuretika asetazolamid
Diuretika jenis ini bekerja dengan meningkatkan meningkatkan pengeluaran HCO3- serta Na+, K+, serta air. Penggunaan sekarang hanya pada glaukoma, untuk mengurangi produksi cairan dalam mata. Salah satu efek samping dari penggunaan obat ini adalah penurunan pH darah. Obat yang termasuk kelompok ini adalah asetazolamid, metazolamid, serta diklorfenamid.  
·         Diuretika tiazida
Diurerika tiazida seringkali merupakan obat lini pertama yang digunakan dalam terapi hipertensi. Diuretik tiazida menghambat absorpsi Na+ dan Cl- di tubulus distal. Obat yang masuk kelompok ini adalah hidroklortiazida (HCT), Klortalidon, Klopamida, Indapamida. Obat ini merupakan lini pertama pada pasien hipertensi tanpa komplikasi.
·         Diuretika loop
Diuretika loop bekerja pada lengkung Henle dengan menghambat penyerapan kembali Na+, K+, Cl-  sehingga air tidak diserap kembali. Beberapa obat yang termasuk kelompok ini adalah: Furosemida, Bumetanida dan Asam Etakrinat.
·         Diuretika hemat kalium
Diurerika hemat kalium menghambat kerja hormon aldosteron sehingga penyerapan Na+ terhambat, namun tidak mengakibatkan pengeluaran K+. Oleh karena itu, dibandingkan dengan diuretika yang lain, diuretik ini tidak mengakibatkan penurunan kalium. Hal ini yang mengakibatkan efek samping dari diuretik ini adalah hiperkalemia. Obat yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah triamteren, amilorida, serta spironolakton.
Penggunaan diuretika akan mengakibat frekuensi buang air kecil menjadi lebih sering. Oleh karena itu, senantiasa disarankan untuk digunakan di pagi hari. Hindari penggunaan di malam hari. Selain itu, penggunaan diuretik, yang tidak termasuk diuretik hemat kalium, cenderung mengakibatkan penurunan kadar kalium dalam tubuh yang salah satu efeknya adalah perasaan lemas. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan suplemen kalium. Selain diindikasikan pada hipertensi, diuretik diindikasikan pula pada udem (penumpukan cairan dalam tubuh), untuk memperlancar buang air kecil terutama pada orang dengan batu ginjal.
Beta blocker
Sesuai dengan namanya, obat ini digunakan untuk menghambat kerja sistem saraf simpatik β. Saraf simpatik β, terutama β1 memiliki peran dalam peningkatan kerja jantung serta penyempitan pembuluh darah. Oleh karena itu, penghambatan kerja reseptor epinefrin dan norepionefrin untuk sistem saraf ini dapat menjadi salah satu upaya untuk menurunkan tekanan darah. Obat golongan ini dibagi menjadi β blocker non selektif yang menghambat kerja β1 dan β2 serta β blocker yang lebih selektif terhadap β1 (kardioselektif). Obat β blocker non selektif memiliki efek samping yang lebih besar untuk mengakibatkan sesak nafas dibandingkan dengan β blocker yang lebih selektif terhadap β1.
·         β blocker non selektif meliputi: propanolol, nadolol, timolol
·         β blocker kardioselektif meliputi: atenolol, bisoprolol, metaprolol
beberapa efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan obat-obat ini antara lain:
·         sesak nafas
·         bradikardia
·         penurunan kadar gula darah
·         hipotensi
·         lesu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar